Liputan6.com, Jakarta - Teriakan histeris terdengar di sela-sela pertunjukan drama kolosal Surabaya Membara di Jalan Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Jumat 9 November 2018. Ribuan penonton drama menjadi saksi insiden di viaduk atau jalan kereta api yang ada di atas jalan raya.
Ketika itu, belasan orang terjun bebas dari viaduk saat menonton Surabaya Membara. Peringatan Hari Pahlawan di Kota Pahlawan pun berubah menjadi tragedi.
Seorang saksi mata sekaligus korban, Sahluki, menceritakan tentang insiden Surabaya Membara tersebut. Dia menuturkan, banyak orang yang menonton dari viaduk.
Tiba-tiba, penonton di viaduk itu panik lantaran melihat kereta api datang. Masing-masing orang ingin menyelamatkan diri.
"Di tengah kerumunan orang yang panik, putri saya terlepas dari genggaman ibunya," kenang Sahluki, Sabtu 10 November 2018.
Dia bersama istrinya, Liana, lantas terjatuh dari viaduk sempit setinggi 6 meter, karena terdorong para penonton lain yang ingin menyelamatkan diri. Ternyata, putrinya pun ikut terjatuh dalam insiden Surabaya Membara itu dan meninggal dunia.
Meratapi fakta putrinya berpulang ke Illahi, Sahluki tak kuasa menahan sedih. Dia tiada henti melantunkan kalimat tauhid tatkala putrinya yang masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar itu, dipindahkan dari kamar jenazah RSUD Dr Soetomo Surabaya ke mobil ambulans usai tragedi drama kolosal di viaduk Surabaya.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan yang turun langsung ke lokasi mengatakan, bukan tempat yang sesak penyebab insiden Surabaya Membara ini.
"Pemicunya bukan karena lokasi yang sesak tapi memang masyarakat mengambil tempat yang salah. Semestinya tidak duduk di viaduk dan sebelumnya juga sempat ada petugas yang memberikan imbauan," kata Rudi Setiawan.
Namun, polisi tetap menelusuri ada atau tidaknya unsur kelalaian dari pihak penyelenggara. Wakapolda Jatim Brigjen Pol M Iqbal memastikan polisi telah meminta keterangan sejumlah saksi terkait insiden jatuhnya belasan penonton pertunjukan drama kolosal Surabaya Membara dari atas viaduk Jalan Pahlawan, Surabaya, Jumat 9 November 2018 malam.
"Yang pasti polisi memintai keterangan sejumlah saksi, baik warga maupun pihak penyelenggara," ujar Iqbal usai mengikuti apel renungan suci Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, Surabaya, Sabtu (10/11/2018) dini hari.
Tak Koordinasi
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daop 8 Surabaya Gatut Sutiyatmoko mengatakan tidak ada koordinasi dari pihak panitia saat kegiatan drama kolosal Surabaya Membara digelar. Akibatnya, insiden itu mengakibatkan korban jiwa di viaduk Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat 9 November 2018 malam.
"Kalau seandainya ada koordinasi, kami siap bantu dengan menurunkan petugas untuk mengamankan jalur kereta api yang ada di viaduk Jalan Pahlawan Surabaya," kata Gatut di Surabaya, seperti dikutip Antara, Sabtu (10/11/2018).
Dia mengatakan, jalur kereta api yang ada di viaduk merupakan jalur padat kereta api, sehingga selalu dilalui kereta, baik siang maupun malam.
Kereta api yang melintas di atas viaduk Jalan Pahlawan Surabaya pada Jumat (9/11/2018) malam menewaskan tiga orang dan belasan orang luka-luka. Insiden itu terjadi saat para korban sedang menonton pertunjukan drama kolosal Surabaya Membara.
Menanggapi peristiwa itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyesalkan panitia acara Surabaya Membara tidak melakukan koordinasi dengan pemkot setempat.
"Kami tidak tahu. Saya sudah cek mulai camat, asisten, sekda tidak ada yang tahu. Saya juga tidak tau, saya tau setelah kejadian," kata Risma seperti dilansir dari Antara, Sabtu (10/11/2018).
from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2PNsVta
No comments:
Post a Comment